22 September 2009
Dering telepon sudah tak terdengar lagi,
Aku pun sendirian di sini.
Terpojok oleh kesedihan yang mendalam
Waktu pun serasa berhenti.
Tak sadar perkataanku yang menghujam hatinya terulang kembali...

Waktu itu, ditengah derasnya hujan...

-------------------------
"Kamu selingkuh!"

Kata itu membuatnya tersentak
Atau itu hanya pura-pura saja.
Kata itu membuatnya bingung
Atau itu hanya mimiknya saja.

"Aku mencintaimu!"

Kata itu membuatku percaya pada perkataannya
Atau itu hanya sebuah omong kosong.
Kata itu membuatku ingin memeluknya
Atau itu hanya sebuah keinginan kosong.

"Tapi aku melihatmu bersama dengannya!"

Kata itu pun membuatnya berakhir dengan air mata
Dan tak mampu lagi berkata.
Hujan kian deras menyapu pipinya,
Aku pun berbalik dan melangkah pergi menjauhi dirinya
Air mataku pun ikut tersapu oleh derasnya hujan...
-------------------------

Kembali lagi aku sendirian di sini
Kutatap telepon yang baru saya berdering untuk ketujuh kalinya.
Kumantapkan diri ini, ku raih telepon di sudut sana.

"Sayang, kesalahan yang kuperbuat, aku sungguh minta maaf, di sini aku masih akan terus menunggu telepon darimu. Aku mencintaimu."

Nada bicaranya yang tak asing,
Suara yang kurindukan,
Membuatku luluh...
Membuatku terharu...
Membuatku bimbang...

Kutekan nomor yang telah melekat erat dalam benakku.
Kutunggu deringan itu berganti dengan suaranya yang merdu.

"Sayang, itukah dirimu?"
"Aku ingin bertemu denganmu."

Telah kuputuskan bahwa aku akan menyelesaikannya malam ini juga...

0 comments: